Kamis, 17 Februari 2011

Pasang Alaram di Skutik, Cara Unik Cegah Tangan Jahil

OTOMOTIFNET - Tak bisa dipungkiri, tunggangan roda dua ini merupakan salah satu yang bisa mengundang si panjang tangan ingin memilikinya.

Enggak tentu jenisnya, maling tetap saja senang menggondol motor milik orang. Tak terkecuali Honda Vario, skutik ini pun kerap menjadi incaran.

Kalau sudah begini, pemiliknya tentu akan ekstra hati-hati kala meninggalkan motornya. Begitu pun soal sistem pengamanan kendaraan. Mulai dari memasang gembok, serta menggunakan alarm antimaling pun akan dilakukan.

Gbr 1

Gbr 2

Ada salah satu peranti pencegah maling beroperasi dengan cara cukup unik. Hal ini dibuat oleh Lukas, seorang penggila utak-atik yang memiliki cara tersendiri pada alarm bikinannya.

“Caranya disesuaikan dengan keinginan pemiliknya,” tuturnya. Ia pun menjelaskan, pengoperasiannya mirip dengan aplikasi password pada handphone atau komputer. “Jadi, kalau tidak melewati langkah tersebut motor tidak bisa dihidupkan,” katanya.

Seperti apa sih, password-nya, mesti mengetikkan angka atau menulis kata? “Sebenarnya itu hanya semacam kode yang perlu dilalui kalau menon-aktifkan alarmnya, kalau tidak melalui prosedur itu alarm akan terus berfungsi,” ungkap Lukas.

Prosedur yang dilakukan ini sebenarnya bertujuan agar hanya pemiliknya yang mengetahui, jadi semacam cara rahasia tersendiri. “Bisa memanfaatkan tombol lampu sein atau klakson,” kiatnya. Jadi, sebelum menyalakan tunggangan kalau menggunakan lampu sein kiri maka nyalakan lampu sein sebelum menghidupkan mesin.


Gbr 3

Gbr 4

Bisa juga dengan membunyikan klakson. “Maling kan enggak mungkin membunyikan klakson ya?” ujarnya.

Pada modul yang dipasarkan seharga Rp 75 ribu berikut pasang itu, terdapat rangkaian-rangkaian yang tinggal disambungkan saja kabel-kabelnya. Pada modul itu terdapat kabel berwarna merah, putih, hijau dan biru.

Pertama-tama, sambungkan kabel merah ke kabel positif kunci kontak (gbr.1). Ini merupakan sumber listrik positif yang dipakai ke rangkaian ini.

Dengan terhubung pada kunci kontak, akan terdeteksi tunggangan sudah akan dihidupkan atau belum.

Lantas kabel hijau dihubungkan pada ground (-) (gbr.2). Sementara kabel putih pada pulser CDI (gbr.3). “Pulser CDI merupakan pilihan paling aman,” kata Lukas.

Maksudnya, pulser CDI itu hanya mengeluarkan tegangan 1 Volt, berbeda dibandingkan dengan koil yang tegangannya lebih tinggi. Memang, ada yang menghubungkan kabel alarm dengan koil, namun tidak disarankan karena dengan tegangan tinggi, bisa menyebabkan beberapa peranti tidak berfungsi.

Jika pulser CDI digunakan, maka relatif tak ada yang 'terancam' keselamatanya, karena tegangannya rendah, namun tetap bisa diandalkan agar mampu memutus arus listrik agar mesin tidak bisa dihidupkan.

Nah, sekarang si kabel biru, ini yang bisa diatur penggunaannya. “Bisa dihubungkan pada tombol klakson atau pada tombol lampu sein (gbr.4),” jelas Lukas. Di sinilah ‘pass­word-nya’.

Lukas: 021-68654802

Penulis/Foto: Ben / Johan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar